Nagari Bomas Koto Baru merupakan salah satu Nagari dari Nagari Pemekaran yang ada dikecamatan Sungai Pagu, Kabupaten Solok Selatan. Luas wilayah Nagari Bomas Koto Baru adalah 6.750.000 m2.
Kondisi Nagari : Secara umum Nagari Bomas Koto Baru berada disebelah selatan Kecamatan Sungai Pagu, dengan ketinggian rata-rata 450 – 650 meter diatas permukaan laut.
Jarak Nagari dari Ibu Kota Provinsi : ± 138 Km
Jarak Nagari dari Ibu Kota Kab. : ± 33 Km
Batas-batas Nagari Antara Lain :
- Utara berbatas dengan : Nagari Koto Baru
- Selatan berbatas dengan : Nagari Luak Kapau Alam Pauh Duo dan Nagari Kapau Alam Pauh Duo
- Barat berbatas dengan : Nagari Sako Selatan Pasia Talang
- Timur berbatas dengan : Nagari Pulakek Koto Baru
Luas Wilayah Nagari : 6.750.000 m2
Topografi Nagari : Dataran Rendah
Jumlah Penduduk : ± 3452 Jiwa
- Jumlah Laki-Laki : 585 Jiwa
- Jumlah Perempuan : 1897 Jiwa
- Jumlah Kepala Keluarga : 045 KK
Sesuai dengan kondisi geografis, Nagari Bomas Koto Baru beriklim tropis dengan 2 (dua) musim yaitu musim kemarau antara bulan Maret sampai dengan September dan Musim penghujan antara bulan Oktober sampai bulan Februari, serta peralihan antara iklim kemarau dan hujan, yang sering disebut dengan iklim pancaroba.
Nagari Bomas Koto Baru menurut data Google Maps menggunakan Fitur GPS berada pada Latitude -1,499778 (Lintang Selatan), Longitude 101,053537 (Bujur Barat).
Wilayah Bomas lebih dominan daerah daratannya dari pada daerah perbukitannya yang merupakan ciri utama Sebagian besar wilayah Kabupaten Solok Selatan. Hamparan persawahan yang sangat produktif terdapat cukup banyak, walaupun dominan daerah dataran masih ada daerah BOMAS yang masih merupakan hutan perawan sebagai kawsan konservasi dan hutan lindung. Nagari Bomas berupaya menjadikan daerahnya sebagai sentra produksi beras untuk wilayah Kecamatan Sungai Pagu khususnya dan Kabupaten Solok Selatan umumnya. Untuk saat ini Nagari Bomas sudah mampu untuk melakukan swasembada dalam produksi beras, bukan mustahil pencapaian ini bisa lebih ditingkatkan jika ada perhatian dan pembinaan yang intensif dari Pemerintahan Kabupaten Solok Selatan melalui instansi yang berkompeten.
Nagari Bomas berada di daratan yang dipenuhi lahan pertanian dan persawahan, perbukitan hanya sedikit terdapat di Jorong Sungai Durian yang sekaligus merupakan bagian dari hutan lindung Taman Nasional Kerinci Seblat yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Pesisir Selatan.
Areal persawahan yang ada pada dataran tersebut dialiri oleh sebuah sungai besar yaitu Batang Bangko dan beberapa anak sungai kecil. Keberadaan sungai-sungai ini merupakan sumber utama pengairan areal persawahan yang tersebar di Nagari Bomas Koto Baru. Areal pertanian dan persawahan biasanya berada tidak jauh dari kawasan dan pemukiman.
Tabel I
Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan/Usaha
No. |
Jenis Pekerjaan |
Jumlah |
Keterangan |
1. |
PNS |
83 Orang |
|
2. |
TNI/POLRI |
7 Orang |
|
3. |
Tenaga Kesehatan |
22 Orang |
|
4. |
Tani |
1.255 Orang |
|
5. |
Pertukangan |
75 Orang |
|
6. |
Pensiunan |
47 Orang |
|
Penduduk Nagari Bomas Koto Baru saat ini berjumlah 3.452 Jiwa yang secara Pemerintahan dibagi kepada 9 Jorong yaitu : Jorong Bangko, Jorong Mato Aia, Jorong Sungai Durian, Jorong Bolai Sungai Durian, Jorong Bangko Ulu, Jorong Bangko Tangah, Jorong Bangko Ampera, Jorong Tanah Sirah Sungai Durian dan Jorong Simpang Tigo Sungai Durian.
Table 2
No |
Nama Jorong |
Jenis Kelamin |
||
L |
P |
Jumlah |
||
1 |
Bangko |
141 |
167 |
308 |
2 |
Mato Aia |
426 |
550 |
976 |
3 |
Sungai Durian |
124 |
135 |
259 |
4 |
Bolai Sungai Durian |
249 |
337 |
586 |
5 |
Bangko Ulu |
144 |
157 |
301 |
6 |
Bangko Tangah |
130 |
153 |
283 |
7 |
Bangko Ampera |
128 |
149 |
277 |
8 |
Tanah Sirah Sungai Durian |
116 |
126 |
242 |
9 |
Simpang Tigo Sungai Durian |
127 |
123 |
250 |
Jumlah |
1.585 |
1.897 |
3.482 |
Komunitas masyarakat Nagari Bomas Koto Baru 100 persen merupakan etnis Minang Kabau yang terdiri dari 6 suku yaitu Suku Melayu, Panai, Tanjung, Chaniago, Kutianyir, dan Bendang/Kampai. Sebagaimana yang lazim dalam hirarki masyarakat Minang Kabau maka setiap suku yang ada tersebut dipimpin oleh seorang mamak kaum Korong nan panjang, sebagaimana pepatah mengatakan :
“ Kamanakan barajo ka mamak, Mamak barajo ka pangulu, Panghulu Barajo ka Mupakat, Mupakat Barajo Ka Alua Jo Patuik“
b) Agama
Agama yang dianut oleh masyarakat Bomas Koto Baru 100 persen beragama islam dengan paham ahlussunah waljamaah. Sebagaimana kebiasaan masyarakat islam pada umumnya. Setiap hari-hari bersejarah dan perayaan hari besar Islam selalu diperingati pada setiap Mesjid dan Surau yang ada di Nagari Bomas Koto Baru, seperti Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha. Selain itu yang tak pernah dilupakan adalah peringatah Maulid Nabi Muhammad SAW dan Isra’ Mi’raj.
Untuk lebih meningkatkan kualitas keimanan dan mempertebal keyakinan keagaaman, masyarakat Bomas rutin mengadakan wirid-wirid dan pengajian-pengajian. Kegiatan ini dilaksanakan ada yang bersifat mingguan maupun bulanan. Biasanya pada tingkat suku atau kaum juga ada kegiatan pengajian yang biasanya langsung dilanjutkan dengan arisan.
Sebagai upaya untuk memberika dasar-dasar keagamaan yang kuat pada generasi muda. Di Nagari Bomas pada anak anak usia sekolah dasar diwajibkan untuk mengikuti kegiatan MDA, dan juga kegiatan mengaji disurau. Dalam hal perayaan hari-hari besar keagamaan terutama dua hari raya yakni Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha, masyarakat Nagari Bomas menyambut dengan penuh kemeriahan dengan tidak lupa “Malamang”. Selain hari raya tersebut masyarakat Nagari Bomas juga memperingati hari keagamaan lainnya seperti Hari Maulid Nabi yang diperingati pada tanggal 12 Rabbiul Awal dan Hari Raya Balimau diperingati pada tanggal terkahir Bulan Sya’ban untuk menyambut datangnya Bulan suci Ramadhan.
“Lamang” merupakan makanan khas yang selalu ada pada setiap kegiatan diatas dengan bahan dasar beras pulut putih, pulut hitam, pulut merah dan batiak. Sehingga bila tidak ada “lamang” nuansa kebesaran perayaan/peringatan tersebut akan terasan tidak hikmad.
c) Kultur
Pelestarian nilai-nilai adat, budaya, dan agama dalam wadah “adat basandi syarak dan syarak basandi kitabullah” merupakan harga mati yang tidak dapat ditawar-tawar. Masyarakat Nagari Bomas Koto Baru yang masih orisinil senantiasa memegang teguh nilai-nilai luhur adat dan ajaran agama islam. Pendek kata bahwa Nagari Bomas Koto Baru dibangun dengan menggali nilai-nilai ada dan agama.
Apa yang menjadi kebudayaan dari Nagari induk pasti akan sama dengan budaya dari Nagari pemekaran sebab secara pemerintahan memang berbeda tetapi secara historis budaya tidak ada perubahan. Kebudayaan yang berkembang di Bomas tidak jauh berbeda dengan kebudayaan Minangkabau lainnya. Kita dapat melihat dari bentuk Rumah Gadang, Perkawinan, Tari-Tarian dan lainnya. Secara kultural nilai-nilai kebudayaan yang tumbuh dan berkembang kebudayaan yang telah lama ada, adat lamo pusako using. Budaya yang berkembang di Bomas antara lain: Kesenian Randai, Salawat Dulang, Pelatihan Pidato Adat dan Barasanji.
Seni beladiri sebagai salah satu bentuk wujud persiapan dan bekal orang Minangkabau, di Nagari Bomas masih tetap terjaga kelestariannya. Aliran silat yang berkembang yang memperkaya khasanah silat Minangkabau khususnya dan Silat Indonesia pada umumnya masih dijumpai disini. Beberapa aliran silat yang masih dijumpai disini adalah Silat Kumango, Silat Lintau, Silat Calau, dan Luncua. Jenis budaya ini merupakan asset dalam upaya pengembangan potensi pariwisata daerah.
Prosesi-prosesi adat masih tetap dilakukan oleh masyarakat seperti musyawarah adat, pengucilan adat, denda adat, perkawinan secara adat serta upcara kematian. Masyarakat masih tetap mempertahankan eksistensi nilai cultural adat yang ada. Begitupun halnya dalam perawatan rumah gadang sebagai identitas orang Minang Kabau. Rumah adat yang masih ada sebanyak 29 Rumah buah Rumah Gadang.
Jumlah penduduk Nagari Bomas Koto Baru terdiri dari laki-laki 1.585 Jiwa dan Perempuan 1.897 Jiwa.
d) Pendidikan
Jika dilihat dari kesadaran untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik cukup tinggi di Nagari Bomas, Saat ini tercatat 457 penduduk berpendidikan SLTA,S1 dan S2 sebanyak 51 Orang dan Sarjana Muda sebanyak 37 Orang, Sedangkan sisanya SLTP 510 Orang, SD 637 dan tidak bersekolah sebanyak 175 Orang. Sangat disayangkan sebagian besar penduduk nagari yang berpendidikan tinggi tidak menetap dikampung sebagian bekerja didaerah lain, mereka bekerja diberbagai sector public sesuai dengan disiplin ilmu yang mereka miliki padahal dengan ilmu dan kemampuan yang mereka miliki sangat dibutuhkan sekali untuk membangun kampung.